Kebudayaan
Masyarakat Kota Jombang
Kabupaten Jombang mempunyai beberapa macam
bentuk kesenian rakyat, seperti: Besutan, Ludruk, Jaran Kepang Dor, Hadrah,
Kentrung, Sandur, Wayang Krucil, Wayang Topeng, Wayang Kulit dan sebagainya; di
mana semua itu mencerminkan kearifan lokal masyarakat Jombang yang memiliki
ragam berbeda dengan etnis Jawa Timuran yang lainnya (Nasrul llah, wawancara 2005). Ciri
khas kebudayaan masyarakat Jombang tercermin dalam adat-istiadat bahasa dialek
dan kesenian mereka.
Ludruk
Jombang identik dengan
Ludruk. Sebab, menurut sejarahnya, kesenian rakyat ini lahir dari tangan para
seniman Jombang sebagai aset kesenian “kota santri”, bernama Wak Rebo. Pada
tahun 1920-an saat penjajahan Belanda, seniman yang konon tinggal di Desa Kebun
agung, Kecamatan Ploso, Jombang itu berjuang mempertaharrkan hidup dengan
menjual jasa sebagai pengamen.
Dengan sedikit kepandaian menari
dan mengidung, Wak Rebo ngamen dari rumah ke rumah ke luar masuk desa. Untuk
menutup jati dirinya, ia membedaki wajahnya coreng moreng seperti orang gila.
Ini terpaksa dilakukan supaya tidak malu dan semata untuk mendapatkan sesuap
nasi. Dandanan dan tarian sekenanya itu, ternyata justru sering mengundang
tawa. Genik Lakunya pun menarik perhatian penonton.
Padahal, musik yang megiringinya
cuma “gamelan garingan”. Yokui, orkestrasi mulut yang dilantunkan di sela
kidungnya.
Iwak bandeng numpak kreta … plak … nong . . . plak ….
iwak teri dowo buntute … yo “aman . .. .”Iak . . . nang …plak . . . nang ….
Nek seneng ketok mota kate dirabi gak kuat blanjane … plak … nang … plak . … neng .. . ! dilanjutkan dengan kidungan lain atau gending yang dikuasainya.
Iwak bandeng numpak kreta … plak … nong . . . plak ….
iwak teri dowo buntute … yo “aman . .. .”Iak . . . nang …plak . . . nang ….
Nek seneng ketok mota kate dirabi gak kuat blanjane … plak … nang … plak . … neng .. . ! dilanjutkan dengan kidungan lain atau gending yang dikuasainya.
Kesenian model Wak Rebo itu,
dalam perkembagnannya kemudian oleh Wak Santik, seniman asal Desa Ceweng,
Kecamatan Diwek dilengkapi dengan alat musik ken dang. Personilnya pun ditambah
dua orang, yakni : Amir dan Pono. Namun dandanannya tetap ala Wak Reba. Setiap
ngamen, ketiganya memoles mukanya coreng moreng. Hanya yang satu orang, Pono,
mengenakan busana wanita, yang kemudian disebut sebagai “wedokan”. Hadimya
kelompok seniman Santik itu, agaknya, membuat tontonan seni jalanan ini menjadi
lebih segar dan menciptakan gerak laku kegembiraan dan lebih menarik
perhiltian.
Kemudian tarian ini dikenal
sebagai kesenian lerok. Dan dalam perjalanannya lalu mengalami beberapa
modifikasi. Pendudukng tari ditambah, cerita bervariasi dan dilengkapi
seperangkat orkestrasi gamelan. Maka jadilah kesenian baru yang disebut
“Ludruk”.
Sumber : https://jawatimuran.wordpress.com/2012/10/26/ludruk/
Besutan
Besutan adalah kesenian tradisional asli Kabupaten Jombang yang
merupakan pengembangan dari Kesenian Lerok dan merupakan cikal bakal Kesenian
Ludruk. Kesenian Lerok merupakan kesenian yang bersifat amen. Pelakunya
berpindah dari satu keramaian ke keramaian lain untuk menyuguhkan pertunjukan
teater sederhana. Pelakunya semula tunggal yang melakukan monolog dan dalam
perkembangannya pelakunya lebih dari satu orang. Lakon yang dibawakan merupakan
cerminan dari kehidupan sehari-hari. Dari bermacam-macam lakon yang disuguhkan,
ternyata yang menggunakan tokoh Besut paling digemari penonton. Lama kelamaan,
karena lebih sering melakonkan Besut, maka keseniannya kemudian disebut
Besutan.
Kata besutan berasal dari kata besut. Besut itu sendiri
merupakan akronim dari kata beto maksud (membawa
pesan). Ada juga yang mengatakan besut berasal dari
katabesot (menari). Besut merupakan nama tokoh utama dalam teater
Besutan. Tokoh Besut merupakan sosok laki-laki yang cerdas, terbuka, perhatian,
kritis, transformatif, dan nyeni.
Dalam
lakon Besutan, tokoh yang selalu hadir antara lain: Besut, Rusmini, Man Gondo,
Sumo Gambar, dan Pembawa Obor.
Busana Besut sangat sederhana. Tubuhnya dibalut kain
putih yang melambangkan bersih jiwa dan raganya. Tali lawe melilit di perutnya melambangkan
kesatuan yang kuat. Tutup kepalanya merah melambangkan keberanian yang tinggi.
Busana Rusmini merupakan busana tradisional Jombang, menggunakan kain jarik,
kebaya, dan kerudung lepas. Man Gondo berbusana Jawa Timuran, sedang Sumo
Gambar berbusana ala pria Madura
Sumber : http://cak-madji.blogspot.in/2013/01/besutan-teater-tradisional-jombang.html
Jaran
Kepang Dor
Kesenian tradisional Jaran Dor sudah ada di
Jombang sejak masa penjajahan Belanda. Pada tahun 1925 berdirilah grup jaran
dor di Desa Kemambang, Diwek, beranggotakan 14 orang. Saat ini, dari sejumlah
itu, hanya tersisa satu, yaitu Yasmo (usia 106 tahun) warga Desa Jatirejo Barat.
Jaran dor merupakan kesenian tradisional kudalumping asli
Jombang. Perbedaan yang kentara dengan jaranan lain dan menjadi ciri khasnya
adalah alat musik jidor yang saat ditabuh berbunyi dor.
Sumber : https://brangwetan.wordpress.com/2009/03/27/lebih-dekat-dengan-kesenian-jaran-dor-jombangan/.
Makanan
Khas Kota Jombang
Kikil Jombangan
Kikil sendiri adalah kakinya sapi atau kerbau. kikil ini merupakan
baan dasar makanan khas kiki jombang ini, Kikil dimasak dengan suhu tinggi dan
dengan waktu yang lumayan lama, ditambah dengan bumbu-bumbu khas, dikasih
santan dan bahan-bahan pendukung. Jadilah makanan khas kikil Jombang. Kikil ini
akan terasa lebih enak jika dimakan pakai nasi. Untuk tambahan nasi kikil
ditambah dengan kering tempe atau tahu, diberi sayur bung/bambu yang masi muda
dan empal daging atau jeroan sapi yang dimasak bacem. Dalam penyajiannya
menggunakan daun pisang yang dibentuk pincuk.
Es Degan Jombangan
Es degan khas jombang ini berbahan dasar Buah dari kelapa muda
yang diserut kemudian diberi gula dan es. Yang menjadikan khasnya Es degan ini
mendapat bahan tambahan yang berupa nata de coco, alpukat, dan durian yang
dilengkapi dengan susu cair.Tambahan-tambahan khas tersebut yang membuat es ini
terasa nikmat.
Pecel rengkek
pecel rengkek pasti anda bertanya-tanya apa sih rengkek itu??
nama makanan khas pecel dini di ambil dari asal penjualnya yang kesemuanya kaum
ibu paruh baya membawa semacam box yang terbuat dari kayu dan tripleks, yang
orang-orang terkadang juga menyebut box ini dengan ronjot, ditaruh di atas
sepeda atau sepeda motor. Tempatnya itu di namakan rengkek, Nasi pecel ini di
sajika dengan pincuk yang menjadikan uniknya makanan ini.
Sego Sadukan
Sego Sadukan ini ialah nasi bungkus yang isinya sekepal nasi, ada
mie, lauk tahu-tempe diiris kecil-kecil, dan kadang-kadang ada tambahan ikan
teri di dalamnya. Sadhukan artinya tendangan, mungkin karena porsinya yang
minimalize itulah dinamakan Sego Sadhukan, sekali tendang langsung bisa mencelat
jauh atau sekali santap langsung habis.
Onde-onde Kacang Merah
Onde-onde Kacang Merah ini terbuat dari bahan dasar tepung beras
ketan yang ditaburi dengan wijen, untuk dalamnya diisi dengan kacang merah.
Makanan khas ini sangat cocok untuk di jadikan oleh-oleh sewaktu anda
berkunjung ke jombang.
Sumber : http://makananindonesia-top.blogspot.com/2014/10/5-makanan-khas-jombang-yang-terkenal.html
Ciri Khas Kota Jombang
Jombang adalah
salah satu kota yang ada di provinsi Jawa Timur. Kota ini merupakan kota asal
mantan presiden K.H Abdulrahman Wahid alias Gus Dur. Ciri khas dari kota
Jombang ini adalah pondok pesantrenya. Di kota ini banyak sekali pondok
pesantrenya, misalnya ponpes tebuireng, darul ulum jombang, ponpes denanyar,
ponpes tambak beras dan masih banyak lainya. Maka tidak heran jika kota kecil
ini mendapat julukan sebagai kota santri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar