Rabu, 01 Juli 2015

KEBUDAYAAN, MAKANAN DAN CIRI KHAS KOTA JOMBANG


 Kebudayaan Masyarakat Kota Jombang



Kabupaten Jombang mempunyai beberapa macam bentuk kesenian rakyat, seperti: Besutan, Ludruk, Jaran Kepang Dor, Hadrah, Kentrung, Sandur, Wayang Krucil, Wayang Topeng, Wayang Kulit dan sebagainya; di mana semua itu mencerminkan kearifan lokal masyarakat Jombang yang memiliki ragam berbeda dengan etnis Jawa Timuran yang lainnya (Nasrul llah, wawancara 2005). Ciri khas kebudayaan masyarakat Jombang tercermin dalam adat-istiadat bahasa dialek dan kesenian mereka.
Ludruk

Jombang identik dengan Ludruk. Sebab, menurut sejarahnya, kesenian rakyat ini lahir dari tangan para seniman Jombang sebagai aset kesenian “kota santri”, bernama Wak Rebo. Pada tahun 1920-an saat penjajahan Belanda, seniman yang konon tinggal di Desa Kebun agung, Kecamatan Ploso, Jombang itu berjuang mempertaharrkan hidup dengan menjual jasa sebagai pengamen.
Dengan sedikit kepandaian menari dan mengidung, Wak Rebo ngamen dari rumah ke rumah ke luar masuk desa. Untuk menutup jati dirinya, ia membedaki wajahnya coreng moreng seperti orang gila. Ini terpaksa dilakukan supaya tidak malu dan semata untuk mendapatkan sesuap nasi. Dandanan dan tarian sekenanya itu, ternyata justru sering mengundang tawa. Genik Lakunya pun menarik perhatian penonton.
Padahal, musik yang megiringinya cuma “gamelan garingan”. Yokui, orkestrasi mulut yang dilantunkan di sela kidungnya.
Iwak bandeng numpak kreta … plak … nong . . . plak ….
iwak teri dowo buntute … yo “aman . .. .”Iak . . . nang …plak . . . nang ….
Nek seneng ketok mota kate dirabi gak kuat blanjane … plak … nang … plak . … neng .. . ! dilanjutkan dengan kidungan lain atau gending yang dikuasainya.
Kesenian model Wak Rebo itu, dalam perkembagnannya kemudian oleh Wak Santik, seniman asal Desa Ceweng, Kecamatan Diwek dilengkapi dengan alat musik ken dang. Personilnya pun ditambah dua orang, yakni : Amir dan Pono. Namun dandanannya tetap ala Wak Reba. Setiap ngamen, ketiganya memoles mukanya coreng moreng. Hanya yang satu orang, Pono, mengenakan busana wanita, yang kemudian disebut sebagai “wedokan”. Hadimya kelompok seniman Santik itu, agaknya, membuat tontonan seni jalanan ini menjadi lebih segar dan menciptakan gerak laku kegembiraan dan lebih menarik perhiltian.
Kemudian tarian ini dikenal sebagai kesenian lerok. Dan dalam perjalanannya lalu mengalami beberapa modifikasi. Pendudukng tari ditambah, cerita bervariasi dan dilengkapi seperangkat orkestrasi gamelan. Maka jadilah kesenian baru yang disebut “Ludruk”.
Sumber : https://jawatimuran.wordpress.com/2012/10/26/ludruk/
Besutan

Besutan adalah kesenian tradisional asli Kabupaten Jombang yang merupakan pengembangan dari Kesenian Lerok dan merupakan cikal bakal Kesenian Ludruk. Kesenian Lerok merupakan kesenian yang bersifat amen. Pelakunya berpindah dari satu keramaian ke keramaian lain untuk menyuguhkan pertunjukan teater sederhana. Pelakunya semula tunggal yang melakukan monolog dan dalam perkembangannya pelakunya lebih dari satu orang. Lakon yang dibawakan merupakan cerminan dari kehidupan sehari-hari. Dari bermacam-macam lakon yang disuguhkan, ternyata yang menggunakan tokoh Besut paling digemari penonton. Lama kelamaan, karena lebih sering melakonkan Besut, maka keseniannya kemudian disebut Besutan.
Kata besutan berasal dari kata besut. Besut itu sendiri merupakan akronim dari kata beto maksud (membawa pesan). Ada juga yang mengatakan besut berasal dari katabesot (menari). Besut merupakan nama tokoh utama dalam teater Besutan. Tokoh Besut merupakan sosok laki-laki yang cerdas, terbuka, perhatian, kritis, transformatif, dan nyeni.
Dalam lakon Besutan, tokoh yang selalu hadir antara lain: Besut, Rusmini, Man Gondo, Sumo Gambar, dan Pembawa Obor.
Busana Besut sangat sederhana. Tubuhnya dibalut kain putih yang melambangkan bersih jiwa dan raganya. Tali lawe melilit di perutnya melambangkan kesatuan yang kuat. Tutup kepalanya merah melambangkan keberanian yang tinggi. Busana Rusmini merupakan busana tradisional Jombang, menggunakan kain jarik, kebaya, dan kerudung lepas. Man Gondo berbusana Jawa Timuran, sedang Sumo Gambar berbusana ala pria Madura

Sumber : http://cak-madji.blogspot.in/2013/01/besutan-teater-tradisional-jombang.html

  Jaran Kepang Dor

Kesenian tradisional Jaran Dor sudah ada di Jombang sejak masa penjajahan Belanda. Pada tahun 1925 berdirilah grup jaran dor di Desa Kemambang, Diwek, beranggotakan 14 orang. Saat ini, dari sejumlah itu, hanya tersisa satu, yaitu Yasmo (usia 106 tahun) warga Desa Jatirejo Barat.
Jaran dor merupakan kesenian tradisional kudalumping asli Jombang. Perbedaan yang kentara dengan jaranan lain dan menjadi ciri khasnya adalah alat musik jidor yang saat ditabuh berbunyi dor.


   Makanan Khas Kota Jombang

  Kikil Jombangan




Kikil sendiri adalah kakinya sapi atau kerbau. kikil ini merupakan baan dasar makanan khas kiki jombang ini, Kikil dimasak dengan suhu tinggi dan dengan waktu yang lumayan lama, ditambah dengan bumbu-bumbu khas, dikasih santan dan bahan-bahan pendukung. Jadilah makanan khas kikil Jombang. Kikil ini akan terasa lebih enak jika dimakan pakai nasi. Untuk tambahan nasi kikil ditambah dengan kering tempe atau tahu, diberi sayur bung/bambu yang masi muda dan empal daging atau jeroan sapi yang dimasak bacem. Dalam penyajiannya menggunakan daun pisang yang dibentuk pincuk.

Es Degan Jombangan

Es degan khas jombang ini berbahan dasar Buah dari kelapa muda yang diserut kemudian diberi gula dan es. Yang menjadikan khasnya Es degan ini mendapat bahan tambahan yang berupa nata de coco, alpukat, dan durian yang dilengkapi dengan susu cair.Tambahan-tambahan khas tersebut yang membuat es ini terasa nikmat.







Pecel rengkek
pecel rengkek pasti anda bertanya-tanya apa sih rengkek itu?? nama makanan khas pecel dini di ambil dari asal penjualnya yang kesemuanya kaum ibu paruh baya membawa semacam box yang terbuat dari kayu dan tripleks, yang orang-orang terkadang juga menyebut box ini dengan ronjot, ditaruh di atas sepeda atau sepeda motor. Tempatnya itu di namakan rengkek, Nasi pecel ini di sajika dengan pincuk yang menjadikan uniknya makanan ini.


  Sego Sadukan

Sego Sadukan ini ialah nasi bungkus yang isinya sekepal nasi, ada mie, lauk tahu-tempe diiris kecil-kecil, dan kadang-kadang ada tambahan ikan teri di dalamnya. Sadhukan artinya tendangan, mungkin karena porsinya yang minimalize itulah dinamakan Sego Sadhukan, sekali tendang langsung bisa mencelat jauh atau sekali santap langsung habis.



Onde-onde Kacang Merah
Onde-onde Kacang Merah ini terbuat dari bahan dasar tepung beras ketan yang ditaburi dengan wijen, untuk dalamnya diisi dengan kacang merah. Makanan khas ini sangat cocok untuk di jadikan oleh-oleh sewaktu anda berkunjung ke jombang.

Sumber : http://makananindonesia-top.blogspot.com/2014/10/5-makanan-khas-jombang-yang-terkenal.html

      Ciri Khas Kota Jombang

Jombang adalah salah satu kota yang ada di provinsi Jawa Timur. Kota ini merupakan kota asal mantan presiden K.H Abdulrahman Wahid alias Gus Dur. Ciri khas dari kota Jombang ini adalah pondok pesantrenya. Di kota ini banyak sekali pondok pesantrenya, misalnya ponpes tebuireng, darul ulum jombang, ponpes denanyar, ponpes tambak beras dan masih banyak lainya. Maka tidak heran jika kota kecil ini mendapat julukan sebagai kota santri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar